Leg II melawan Chelsea di Camp Nou boleh jadi merupakan salah satu pertandingan paling dramatis Barceloan di Liga Champions. Sebabnya, mereka kalah 1-3 di kandang lawan, dan berbalik menghancurkan tim Inggris itu dengan skor 5-1 di Catalan, melalui extra time.
Di Stamford Bridge, Barca kalah oleh gol Gianfranco Zola dan Tore Andre Flo (2) — semuanya tercipta dalam selang delapan menit di babak pertama — dan hanya membalas satu kali melalui Luis Figo.
Di Catalan, pasukan Louis van Gaal mulai membalas melalui gol Ronaldo (menit 29) dan Figo (45). Skor agregat sama, dan mereka bahkan unggul gol tandang.
Namun itu tidak cukup karena di menit 60 Flo menjebol gawang Barca. Tuan rumah kembali tertinggal. Dalam keadaan kritis, Dani Garcia menjadi pahlawanLos Cules lewat golnya di sisa tujuh menit babak kedua. Skor 3-1, agregat 4-4, kedua tim sama-sama punya satu gol tandang. Maka pertandingan pun dilanjutkan dengan babak tambahan.
Di fase menentukan ini Barca akhirnya tak terbendung. Gol penalti Ronaldo di menit 99, dan satu tambahkan lagi dari Patrick Kluivert di menit 104, membuat mereka menang 5-1 dan unggul agregat 6-4.
“Itulah malam terindah dalam hidupku,” cetus bek sayap Barca kala itu, Gabri Barcia.
Chelsea, babak 16 besar 2011/2012

Inilah titik balik Chelsea melalui seseorang bernama Roberto di Matteo. Direkrut pada 4 Maret 2012, menggantikan Andre Villas-Boas yang dipecat, ia punya misi berat setelah Chelsea kalah 1-3 di kandang Napoli di leg I babak 16 besar.
Chelsea sempat di atas angin ketiga Didier Drogba dan John Terry membuatThe Blues unggul 2-0 sampai menit 47. Sampai di situ mereka sudah menyamakan kedudukan agregat menjadi 3-3, dan menang gol tandang pula.
Akan tetapi Napoli belum menyerah. Gokhan Inler berhasil mengancam lagi Chelsea setelah mencetak gol di menit 55.
Frank Lampard mengembalikan kans The Blues lewat tendangan penalti di menit 75. Chelsea memimpin 3-1, tapi agregat sama kuat 4-4, dan itu bertahan sampai babak kedua selesai.
Di extra time, Branislav Ivanovic jadi pahlawan Chelsea lewat gol di menit 105, yang membuat timnya melampaui Napoli dengan kemenangan 4-1. Chelsea kemudian lolos sampai final, dan mengalahkan Bayern Munich di laga puncak, dan untuk pertama kalinya menjuarai Liga Champions.
“Mungkin ada beberapa malam hebat dalam karierku. Tapi yang ini mungkin yang terbaik dalam sejarah klub ini,” ucap Di Matteo kala itu.